Rabu, 29 April 2015

Jangan Pamer Rasa Marah di Sosial Media

Hari tepat tanggal 30 April 2015, beberapa hari sebelum May Day atau Hari Buruh. Barusan kira-kira jam 12 lewat 15 saya membuat akun facebook. Tiba-tiba mata saya langsung menuju ke sebuah status teman yang isinya sangat, sangat bagaimana iya? Yang pasti tidak layak dan pantas untuk dibuat oleh seorang Ibu apalagi sudah memiliki dua orang anak.

Statusnya itu berisi luapan kekesalan hati mungkin pada seseorang. Terlihat dari kalimat caci maki yang ditulisnya dalam status bahwa dirinya begitu jijil dan muak melihat seseorang yang mungkin membuatnya kesal dan marah besar. Kemudian diakhir kalimat ia menuduh orang yang membuatnya kesal sebagai orang yang tidak benar. 

Bukan maksud mau ikut campur. Tapi itu tidak layak untuk dibuat dalam status media sosial terbesar di seluruh dunia, Facebook. Apalagi untuk seorang Ibu yang mengerti tentang adat istiadat sukunya. Mungkin Ibu ini sangat marah dan kesal sehingga hanya dapat menuangkannya dengan tulisan dalam sosial media. Tapi ingat, anda seorang Ibu yang berkeluarga. Memiliki keluarga besar dari Suami dan dari keluarga anda sendiri. Bagaimana mereka kalau membaca hal tersebut. Ingat, kebiasaan membuat status dan keseringan online di sosial media itu bagi seorang Ibu itu kurang bagus. Saya yakin anda orang hidup dengan adat istiadat. Yang masih mengerti tentang etika yang berlaku. 

Cukuplah anda membuat status yang baik-baik. Yang buruk-buruk dan rasa kesal dan marah. Sebaiknya keluarkan ditempat dimana orang tidak tahu akan masalah yang anda hadapi. Tidak usah pamer kalau anda lagi punya masalah, jangan pamer anda dapat memaki. Itu bukan kehebatan saudaraku. Apa hebatnya pamer rasa sesal di status sosial media?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar